Rabu, 23 Maret 2016

“KEPINGAN DARI SURGA “

( DANAU TOBA – PULAU SAMOSIR )

 Sumatera Utara adalah salah satu Provinsi di Indonesia. Daerah ini memiliki beberapa kawasan Tujuan wisata, salah satunya adalah Danau Toba. Berikut hasil liputan kami menjajaki beberapa Kawasan Tujuan wisata yang terletak di kawasan Danau Toba, Tepatnya yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir.



 Danau Toba terbentuk akibat ledakan Supervulcano Gunung Toba yang terjadi pada sekitar 75.000 tahun yang silam. Ledakan tersebut menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusannya gunung tersebut menyusutkan sampai sekitar 60% dari jumlah Populasi manusia di dunia pada saat itu. Letusannya juga menyebabkan terjadinya zaman es, meski para ahli masih memperdebatkannya hingga sekarang. Setelah letusan yang super dasyat tersebut, terbentuklah kaldera yang kemudian terisi air dan jadilah sekarang yang kita kenal dengan nama Danau Toba. 

  Tekanan oleh magma pada saat letusan belum keluar menyebabkan sebuah daratan. Daratan tersebut sekarang dikenal dengan Pulau Samosir. Sebuah pulau yang sangat khas dengan kebudayaan suku batak. Untuk mengunjungi Pulau Samosir, dapat melalui pelabuhan yang ada di Parapat. Yaitu Pelabuhan Ajibata. 


  Terdapat beberapa kapal feri yang siap mengantar penduduk setempat maupun wisatawan menuju Pelabuhan Tomok di Pulau Samosir. Bahkan tersedia juga beberapa feri pengangkut kendaraan seperti mobil dan motor menuju Samosir. Lama perjalanan feri menuju Pulau Samosir sekitar 30 menit. Penduduk yang ramah selalu siap menyambut kedatangan Anda. Selain itu, Anda akan lebih mengenal berbagai kebudayaan dan adat orang Batak di Pulau Samosir. Anda bisa menjumpai beberapa rumah adat Batak di pulau ini. Di sana Anda bisa belajar tentang sejarah Batak dan berbagai kebudayaan menarik orang Batak khususnya Batak Toba. Bahkan Anda bisa ikut menari bersama penduduk setempat saat ada pertunjukan Sigale-gale.

  Selain wisata budaya, kita juga akan menikmati berbagai keindahan alam Pulau Samosir. Kita bisa menemukan keindahan sawah bertingkat seperti yang terdapat di Bali. Juga ada beberapa air terjun yang begitu indah untuk dikunjungi seperti Air Terjun Simangande dan Air Terjun Pangaribuan (terletak di Kecamatan Palipi) yang merupakan air terjun terbesar di Pulau Samosir. Yang menarik di lokasi sekitar Air Terjun Pangaribuan di Palipi, diyakini sebagai tempat diturunkannya Raja Batak.

  Selain air terjun, di Pulau Samosir juga terdapat dua buah danau yaitu Danau Aek Natonang dan Danau Sidihoni. Itu sebabnya kedua danau ini sering diberi julukan "Danau di atas danau" karena keunikannya yaitu danau yang berada di tengah Pulau Samosir, sedangkan pulau ini berada di tengah Danau Toba.

  Meski sejarah terjadinya yang super dasyat dan menakutkan, saat ini Danau Toba lebih dikenal dengan keindahan alamnya yang sangat mempesona. Yang kemudian kawasan ini mendapat Julukan  “ KEPINGAN DARI SURGA “. 

 Suasananya yang sejuk, menyegarkan serta alami,dengan airnya yang jernih hingga hamparan pegunungan hijau, menjadikan danau toba sebagai tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini telah menjadi program dari  Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, yang akan mendorong sektor pariwisata sebagai basis unggulan perekonomian nasional. Danau Toba, Sumatera Utara, dan akan menjadi salah satu proyek percontohan. Pengembangan yang akan dilakukan adalah dengan membangun sarana dan prasarana termasuk infrastruktur, sehingga wilayah tersebut menarik minat wisatawan lokal maupun manca negara. Setelah sarana dan prasarana telah siap, kementerian akan melakukan promosi yang gencar untuk mengundang wisatawan. Promosi tersebut bisa dilakukan dengan menjalankan Festival Danau Toba. Program ini sudah mulai dirasakan saat ini, dengan dimulainya Pembangunan Jalan Tol dari medan menuju Parapat, yang di perkirakan akan dapat di tempuh hanya dalam waktu 2 jam.


 Melihat Prospek yang baik dari segi Transportasi, Pihak Penerbangan Nasional. GARUDA INDONESIA AIRWAY. Sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo. Kemudian telah melakukan Penerbangan Perdana ke bandara Silangit. Yang kemudian memulai Schedule Penerbangan 3 kali seminggu, untuk tujuan Silangit – Jakarta  dan sebaliknya. Kehadiran penerbangan langsung Garuda Indonesia ke tanah Batak bisa menjadi alternatif transportasi, di samping mendukung program pengembangan wisata Danau Toba.
    Demikian sekilas informasi tentang Danau Toba dan Pulau Samosir.

  Perjalanan kami Menyusuri tepian danau toba, yang di awali dari Pelabuhan Tomok Samosir. Menuju Pangururan. Kami di suguhi pemandangan Tepi Pantai yang sangat indah. Hamparan pasir putih menambah keindahan alam pesisir Pulau Samosir. Di tambah suasana yang tenang, dan udara yang segar. Membuat rasa nyaman untuk lebih lama menikmati keindahan pulau samosir. Namun masih terlihat beberapa Ruas jalan dan jembatan , yang masih perlu untuk di perbaiki. Semangat untuk menjaga kelestarian alam, juga masih terlihat jelas di lakoni oleh penduduk setempat. Terbukti dari adanya gerakan Jumat bersih yang di lakukan oleh masyarakat Pulau Samosir secara Gotong Royong.

  Tiba di Pangururan, setelah sedikit letih selama perjalanan. Kami ber istirahat di Tempat yang menurut kami nyaman ber istirahat. Untuk kemudian melanjutkan Perjalanan kami Menuju Pusuk Buhit.


  Cerah nya Pagi, menyambut kami untuk melanjutkan perjalanan menuju Pusuk Buhit. Dalam Perjalanan kami menuju Hot Spring. Kami melewati Tano Ponggol ( Tano Magotap ) yang merupakan jembatan yang menghubungkan Pulau Samosir dengan pulau Sumatera. Menurut sejarahnya, Konon sebelum masa penjajahan Hindia Belanda Pulau Samosir menyatu dengan Sumatera dan pada masanya belum ada kata pulau tetapi hanya Samosir. Pada Tahun 1900-an, waktu itu Indonesia masih dijajah Belanda termasuk Samosir, dan pada saat itu yang berkuasa di Pemerintahan Hindia Belanda adalah Ratu Willhelmina (pengakuan orang tua dulu yang ikut kerja paksa menggali Tano Ponggol).

  Sekitar 1905 Pemerintah Hindia Belanda memerintahkan kepada Tentara Belanda yang ada di Sumatera Utara, untuk melakukan kerja paksa menggali tanah sepanjang 1,5 km dari ujung lokasi Tajur sampai dengan Sitanggang Bau. Kerja paksa atau rodi (istilah lokal) sangat menyedihkan. Bekerja dengan tanpa gaji, dijaga ketat dan dengan ancaman senjata api yang diarahkan ke para pekerja.


 Tiba di Hot Spring Water, selanjutnya kami ber istirahat dan menikmati suhu air yang hangat bercampur dengan belerang. Di salah satu Lokasi di tempat tersebut.


Pusuk Buhit, 
  Demikian masyarakat Batak yang berada di Toba Samosir, Sumatera Utara, menyebutnya. Perbukitan dengan ketinggian berkisar 1.800 mdpl tersebut ditumbuhi berbagai pepohonan kecil serta pohon pinus.

  Konon berdasarkan kepercayaan masyarakat Batak dari bukit inilah untuk pertama sekalinya pencipta alam semesta menampakkan diri, yang dinamakan oleh orang Batak dengan sebutan Mula Jadinabolon. Sehingga wajar kalau sampai sekarang kawasan ini masih keramat dan dijadikan salah satu kawasan tujuan wisata sejarah.

Pada kawasan ini, terdapat beberapa Icon wisata asal mula Suku Batak. Diantaranya

*. Rumah Parsaktian 
Rumah Parsaktian adalah rumah Batak yang digunakan oleh orang Batak zaman dahulu untuk melakukan kegiatan peribadatan. Rumah Parsaktian ini terletak di Kecamatan Sianjur Mula-Mula. Pada zaman dahulu, orang Batak masih menganut paham animisme atau parmalim yang tidak memiliki kepercayaan mengenai adanya agama dan Tuhan.


*. Pemandangan Indah dari Rumah Parsaktian.
   



*. Batu Hobon.
Batu hobon artinya peti batu (hobon = peti besar tempat menyimpan barang-barang).  Situs budaya ini terletak di antara Huta Sagala dan Limbong di kaki Dolok Pusuk Buhit.  Jika dilihat dari bentuknya berupasarkofagus (peti batu), terdiri dari wadah diduga berongga seperti lesung dengan penutupnya juga terbuat dari batu. 

  Sarkofagus dalam tradisi Batak berfungsi sebagai: parholian makam atau tambak tempat tulang belulang; dan dapat juga dipergunakan sebagai paromasan tempat menyimpan barang berharga seperti emas atau benda-benda pusaka/keramat. 

Berbagai versi mengenai Batu Hobon, yaitu:
Tempat berpijaknya Siboru Deang Parujar ketika membentuk daratan di Banua Tonga;
Tempat asal mula Guru Tatea Bulan membuka huta;
Tempat penyimpanan harta kekayaan orang Batak, berupa benda-benda pusaka, pustaha laklak, dan alat-alat musik, sebagai karya Ompu Raja Uti;
Makam leluhur Batak; 
Pintu masuk lorong yang saling berhubungan dengan pintu gua di tempat lain.
dan berbagai kisah lainnya, yang menambah khasanah “misteri” sejarah Batak.


Di Sekitar Batu Hobon, juga berdiri megah, Patung  Saribu Raja
 
*. Aek Sipitu Dai.
Menurut cerita dimasyarakat Batak Aek Sipitu Dai adalah tempat bertemu dan berjodohnya anak-anak dari si Raja Batak. Bahkan sampai saat ini, masyarakat masih meyakini, air dengan 7 rasa tersebut mampu memberikan perubahan bagi siapapun yang percaya dengan kekuatannya. Sehingga tak jarang orang yang berkunjung ke Aek Sipitu Dai, sengaja membawa pulang air 7 rasa ini sebagai oleh-oleh untuk keluarga.

  Setelah puas menikmati icon icon tersebut. Kami kemudian ber istirahat di salah satu rumah penduduk. Keramahan penduduk setempat kepada para pengunjung tempat wisata ini, patut di ajung kan jempol. Dengan kesederhanaan mereka, mereka telah menunjukkan rasa sosialisasi yang tinggi kepada para pendatang/pengunjung tempat tersebut.
Hari berikutnya, kami melanjutkan Perjalanan menuju Menara Pandang Tele.


 Sebahagian Masyarakat Sumatera Utara, mungkin sudah mengetahui Lokasi wisata ini. Berikut Ualasan Mengenai MENARA PANDANG TELE.

  Menara dengan tiga lantai ini menjulang tinggi, begitu mencolok karena tak ada bangunan lain di sekitarnya. Hanya sebuah rumah di dekat menara milik Hongkom Situmorang, penjaga Menara Pandang Tele, yang juga adalah Pegawai Dinas Pariwisata Kab. TOBASA.

  Bukit hijau, air Danau Toba yang biru, lalu di sisi kanan Gunung Pusuk Buhit menjulang tampak gagah. Di hari cerah, langit biru semakin membuat pemandangan begitu menawan. Mata tak akan bosan menatap kecantikan panorama. 

  Di bukit sisi kanan menara, Anda akan melihat garis-garis putih. Itu adalah air terjun. Ada banyak air terjun di kawasan tersebut. Di kejauhan tampak pula Pulau Samosir. Gunung Pusuk Buhit yang misterius dan dipercaya sebagai asal usul orang Batak pun tampak di sisi sebelah kiri dari menara. 




  Sayangnya, kaca-kaca ini tak terawat kebersihannya. Alih-alih, melihat panorama dengan nyaman, kotornya kaca malah menghalangi pemandangan. Sementara hampir di setiap sisi dinding di puncak menara, baik di kursi maupun di langit-langit, penuh dengan coretan usil.
   










    Pada areal menara ini juga, telah di perluas. Namun kembali Di sayangkan. Proyek perluasan Menara Pandang ini, terkesan asal jadi dan di rasa tidak nyaman. Sebab di sekitar Perluasan Areal ini, belum di pasang pagar pengaman/ pembatas. Sehingga sangant berbahaya bagi para pengunjung/wisatawan.





   Pada saat Kunjungan Kami, bertepatan dengan Kunjungan Touring Club Motor Besar dari Jakarta.




Demikianlah, perjalanan kami menyusuri indahnya Danau Toba dan Pulau Samosir.
” KEPINGAN DARI SURGA “

(( Tetap ikuti informasi terbaik dari kami Seputar TABAGSEL hingga Nasional. Hanya di KetaboNews.com ))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar